BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS

Selasa, 03 November 2009

FT-EV II: Mobil Masa Depan Sekaligus Alat Komunikasi



Dari tiga mobil konsep yang akan dipamerkan Toyota pada Tokyo Motor (TMS) 2009, salah satu yang sangat menarik adalah FT-EV II. Nama FT-EV merupakan akronim dari Future Toyota-Electric Vehicle. Adapun angka menunjukkan bahwa mobil yang akan dipamerkan ini adalah versi ke-2.

Bukti bahwa Toyota nanti akan mengandalkan mobil ini terlihat dari fitur teknologi yang dirilis melalui foto-foto. Utamanya, interior.

Pastinya, Si Mungil berdimensi: panjang 2.730 mm, lebar 1.680, tinggi 1.490, dan jarak sumbu roda 1.900 mm, tetapi bisa memuat 4 penumpang ini, sangat menarik.


Untuk menghadirkan filosofi rancangan bangun Toyota yang disebutkan sebagai “Vibrant Clarity”, eksterior bodi FT-EV II tampil dengan warna cerah. Interiornya merupakan kombinasi retro-futuristik yang mampu menghadirkan gambaran mobil masa depan.

Tanpa setir & pedal
Pada mobil ini tidak lagi ditemukan setir dan pedal-pedal seperti layaknya mobil masa kini, baik yang menggunakan motor bakar, maupun listrik (bisa juga gabungan keduanya atau hibrida).

Bahwa mobil ini adalah alat transportasi yang praktis, hal itu memang belum bisa dibuktikan. Namun, tatanan interior memperlihatkan kolaborasi fungsi-fungsi komunikasi. Ini sangat berbeda dibandingkan dengan mobil konsep sebelumnya.

Selain sebagai alat mobilitas yang efisien dan praktis, mobil ini juga dirancang sebagai alat komunikasi atau pencari informasi. Dengan demikian, pengemudi dan penumpang akan menjadi bagian dari sistem jaringan informasi masa depan. Mobil akan memperoleh layanan melalui sistem navigasi.

Menurut Toyota, mobil ini bisa memenuhi berbagai kebutuhan pengemudi atau pemiliknya, antara lain mengunduh musik dan film. Mobil ini juga bisa dihubungkan ke jaringan rumah. Tepatnya, FT-EV akan menjadi alat informasi baru dalam bentuk jaringan.

Teknologi penggerak mobil ini diadopsi dari Toyota Hybrid System. Hal itu antara lain menggunakan baterai lithium-ion yang pada sekali isi bisa dipakai untuk menempuh jarak 90 km.

Itu cukup untuk penggunaan sehari-hari. Pasalnya, pemakaian energi kendaraan listrik sangat efisien. Energi pada mobil hanya dipakai jika mobil berjalan. Bila macet atau berhenti, energi listrik tetap tersimpan. Di samping itu, sistem ini tentu saja tidak ikut memperburuk kondisi lingkungan yang terus dirusak oleh mobil yang masih menggunakan bahan bakar fosil.

Bagi Toyota, FT-EVII diciptakan bukan untuk sekadar menyederhanakan mobil listrik pasca-bahan bakar fosil sebagai alat transportasi. Namun, itu untuk menjadikan mobil harmonis dengan lingkungan. Pastinya, FT-EV II dirancang untuk mereka yang harus melakukan mobilitas jarak dekat. Karena itu pula, mobil ini diposisikan sebagai kendaraan komuter urban.

Mangga Di Baca Salajengna......

Mobil Hibrida Vs Mobil Listrik dan Energi Alternatif



Dalam usaha mengurangi pencemaran lingkungan atau pemanasan global, produsen mobil telah berhasil menciptakan mobil yang bisa menggunakan berbagai energi alternatif. Antara lain, hidrogen, bahan bakar gas (CNG) atau di Indonesia disebut BBG, elpiji, dan terakhir yang juga mulai populer adalah mobil listrik.

Namun, di antara kendaraan tersebut, hibrida masih menjadi pilihan utama produsen. Hebatnya, hibrida bukan lagi konsep, tetapi sudah dipasarkan secara massal. Salah satu contohnya adalah Toyota Prius dan Honda Insight.

Problem

Sumber energi alternatif, seperti hidrogen, BBG, dan elpiji memang menarik. Masalahnya, untuk bahan bakar jenis tersebut diperlukan infrastruktur yang cukup mahal. Hal tersebut disebabkan sifat gas; harus dikompresi, yang menyebabkan tekanannya sangat tinggi. Akibatnya, diperlukan tangki yang berat dan juga penanganan yang khusus.

Di lain hal, mobil listrik memang sangat menarik. Problemnya, jarak tempuh untuk satu kali pengisian baterai sangat terbatas. Infrastruktur untuk mengisi ulang belum tersedia, terutama di tempat-tempat umum. Di samping itu, waktu yang dibutuhkan untuk mengisi ulang baterai masih relatif cukup lama. Alhasil, solusi paling pas adalah hibrida.

Sumber penggerak

Berbeda dengan hibrida. Sumber penggeraknya dua, yaitu motor bakar (mesin konvensional) dan motor listrik. Kekurangan dari dua sumber penggerak hanya biaya atau harga yang lebih mahal dibandingkan dengan satu mesin saja. Di samping itu, teknologinya juga tambah rumit.

Sebaliknya, keuntungan mobil hibrida, konsumsi bahan bakarnya sangat irit. Nilai plus lainnya, ramah terhadap lingkungan. Pemilik mobil hibrida adalah orang yang ikut berpartisipasi mengurangi pemanasan global, yang sekarang ini kondisinya makin mencemaskan.

Pemilik mobil hibrida tidak akan menghadapi masalah seperti pada mobil listrik, hidrogen, BBG atau elpiji. Kondisinya sama saja dengan mobil yang digunakan sekarang ini karena menggunakan bahan bakar bensin atau diesel yang bisa diperoleh di hampir setiap SPBU.

Sumber penggerak utama mobil hibrida masih menggunakan mesin pembakaran dalam (internal combustion). Sumber energi adalah minyak (bensin atau solar). Kedua jenis bahan bakar tersebut mudah diperoleh.

Lantas, sebagai tenaga tambahan dan digunakan pada kondisi tertentu, digunakan motor listrik. Penggerak yang disebutkan terakhir memperoleh energi listrik dari baterai atau aki. Di lain hal, baterai memperoleh energi dari mesin, listrik dari rumah, dan hasil pemulihan saat rem digunakan.

Mengirit

Dalam kenyataannya, energi yang dihasilkan mesin tidak bisa digunakan semuanya untuk mengerakkan kendaraan. Sebagian energi terbuang begitu saja misalnya ke sistem pendingin, knalpot, komponen mesin, dan transmisi yang bergerak plus bergesekan.

Malah saat mobil direm, energi terbuang begitu saja. Komponen rem yang ada di roda malah jadi panas. Tepatnya, energi gerak dari mesin berubah menjadi energi panas. Nah, pada mobil hibrida masa kini, energi tersebut diambilkan lagi.

Saat mobil direm, energi kinetik diubah menjadi listrik. Caranya, pada as roda atau pada transmisi dipasangi generator. Listrik yang dihasilkan oleh generator, baik ketika mesin utama berputar, maupun saat mobil direm, diubah menjadi listrik. Selanjutnya, energi listrik tersebut disimpan di dalam baterai.

Motor listrik

Pada kondisi tertentu, bila mobil hendak tancap gas (akselerasi), mobil tidak lagi mengontrol mesin untuk menaikkan putaran. Komputer mobil akan mengontrol tenaga tambahan dari motor listrik yang memperoleh sumber energi dari baterai.

Bahkan, bila perlu, saat lalu lintas macet berat, dan jalan mobil merambat, cukup dengan memanfaatkan tenaga listrik. Mesin utama tidak perlu hidup. Kondisi tersebutlah yang membuat mobil hibrida jauh lebih irit.

Di lain hal, bila tenaga di baterai mulai berkurang, mesin utama akan berfungsi seperti mobil sekarang ini. Selain bisa digunakan untuk menempuh perjalanan jauh, tentu saja laju tersebut digunakan mengisi baterai. Malah mobil hibrida mutakhir—yang sudah menggunakan baterai lithium-ion—bisa diisi dengan cepat. Cukup dengan mencolokkan stekernya ke stop kontak rumah!

Mangga Di Baca Salajengna......

GEMPA TANDA KIAMAT.

Gempa kembali mengguncang Indonesia. Kali ini wilayah Sumatra Barat dan sekitarnya yang dilanda. Gempa berkekuatan 7,6 pada Skala Richter itu menggoyang Kota Padang dan sekitarnya pada pukul 17.15 WIB (30/9). Dalam dekade terakhir, guncangan gempa di wilayah Sumatra Barat ini seperti melengkapi tragedi-tragedi sebelumnya. Dimulai dari tragedi Aceh (26/12/2004), Yogyakarta (27/5/2006), Pangandaran (17/7/2006), dan Tasikmalaya (2/9/2009).

Memang, rentetan musibah ini bisa dilihat dari berbagai sudut. Dari sisi bahwa kita seorang Muslim yang tak mungkin melepaskan segala hal dengan kekuasaan Allah, tentu harus melihatnya dengan kacamata khusus. Bahwa, musibah ini merupakan teguran agar kita sadar untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya.

Terlepas dari itu, jika kita telusuri sejarah, kita menemukan banyak nash yang ”memprediksi” akan terjadinya peristiwa ini. Ternyata, jauh-jauh hari Nabi Muhammad SAW telah mengabarkan kepada kita akan terjadinya banyak gempa. Dan, itu bagian dari tanda dekatnya kedatangan hari kiamat!



Dikisahkan, seorang shahabat Nabi SAW, Abdullah bin Hawalah, sedang duduk bersama para shahabat lainnya. Setelah menyampaikan beberapa ucapannya, Rasulullah SAW meletakkan tangannya di atas kepala Abdullah bin Hawalah. Hal ini biasa beliau lakukan untuk menarik perhatian para shahabatnya. Ada kalanya beliau meletakkan telapak tangannya di atas paha atau bahu para shahabatnya seraya mengulangi sabdanya hingga tiga kali.

Abdullah bin Hawalah menyadari Rasulullah SAW akan menyampaikan sesuatu yang amat penting. Ia harus menyimaknya dengan baik. Rasulullah SAW pun segera bersabda, ”Wahai putra Hawalah! Jika engkau melihat perselisihan telah terjadi di Tanah Suci, maka telah dekat terjadinya gempa-gempa bumi, bala bencana, dan perkara-perkara yang besar, dan hari kiamat pada waktu itu lebih dekat kepada manusia daripada kedua tanganku ini ke kepalamu.”

Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya ini terdapat juga dalam Mustadrak al-Hakim. Al-Hakim mengatakan, isnad hadis ini sahih. Namun, Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya. Perkataan al-Hakim ini diperkuat oleh adz-Dzahabi. Al-Albani mensahihkannya dalam Shahih al-Jami’ush Shagir (6/263, hadis no 7715).

Hadis senada diriwayatkan dari Abu Hurairah. Rasulullah SAW bersabda, Takkan datang kiamat sehingga banyak terjadi gempa bumi (HR Bukhari, Kitab Al-Fitan 13: 81-82).

Dalam Fathul Bari (13/87), Ibnu Hajar al-Asqalani menjelaskan, Telah banyak terjadi gempa bumi di negara-negara bagian utara, timur, dan barat. Tapi yang dimaksud hadis ini adalah gempa bumi secara merata dan terus-menerus.

Sabda Rasulullah SAW 14 abad lalu itu seolah menyentakkan kesadaran kita. Bahwa kiamat benar-benar makin mendekat. Beragam musibah, di antaranya gempa bumi makin merajalela.

Secara logika ini amat bisa dipahami. Bumi tak ubahnya seperti benda ciptaan Allah lainnya. Ia seperti benda yang jika digunakan terus-menerus, apalagi tanpa dibarengi dengan usaha perbaikan, akan cepat rusak. Kondisi alam yang kini kita nikmati tak sebaik dulu. Udara yang kini kita hirup tak sesegar saat kita masih kecil dulu, apalagi jika dibandingkan dengan ratusan atau ribuan tahun lalu.

Usia bumi makin menua. Manusia yang diberikan kepercayaan untuk memanfaatkan dan memakmurkannya, ternyata telah melakukan kerusakan. Isi perut bumi dikeruk, permukaannya dijarah, ekosistem laut dirusak, bebukitan yang sebelumnya anggun diselimuti hijaunya hutan, kini gundul. Air sungai yang sebelumya mengalir bening, kini tak lagi jernih. Kita kehausan di tengah limpahan air.

Allah menggambarkan kondisi ini dalam firman-Nya, Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) (QS ar-Ruum: 41).

Bumi benar-benar makin tua. Alam telah kehilangan keseimbangan.
Rasulullah SAW menandai tuanya usia bumi dengan maraknya beragam musibah.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad di atas, Rasulullah sepertinya ingin menjelaskan, jika beragam musibah sudah datang, yang di antaranya ditandai dengan beruntunnya gempa bumi, maka waspadalah kiamat makin dekat.

Kini isyarat sabda Rasulullah SAW tersebut mulai menunjukkan kenyataan. Gempa bukan satu-satunya gejala yang menandai tuanya usia bumi. Sejak beberapa tahun lalu, (29/5/2006), sebuah sumur gas yang sedang dieksplorasi di Kecamatan Porong, menyemburkan lumpur panas-beracun.

”Judulnya rakus,” kata seorang ahli perminyakan, mengomentari kelakuan PT Lapindo Brantas yang sudah tahu ada lapisan lumpur masif tapi memaksakan alatnya untuk menjangkau kandungan gas ratusan meter di bawah lumpur itu.

Tim gabungan pusat-pusat kehebatan teknologi manusia Indonesia menyimpulkan, lumpur itu berasal dari pegunungan lumpur (mud mountain) yang ada di bawah Porong. Pegunungan itu lebarnya 20 km dan panjangnya 200 km. Puncak pegunungan lumpur itu berkisar antara 600-1.000 meter di bawah permukaan tanah Porong. Tak ada profesor geologi manapun di Indonesia yang tahu kapan lumpur itu akan berhenti menyembur.

Pertama kali meluap, hasil pengeboran Lapindo itu memuntahkan lumpur sebesar 5.000 meter kubik per hari. Pada akhir tahun ini, diperkirakan volume banjir lumpur akan melebihi 10 juta meter kubik. Dua kali lebih banyak dari volume kubah larva puncak Merapi.

Kabarnya juga, setelah diteliti, usia lumpur panas dan beracun itu lebih tua daripada usia Pulau Jawa yang sudah jutaan tahun. Hebatnya lagi, ternyata pegunungan lumpur seperti di Porong, Sidoarjo, ini masih terdapat lagi di enam titik lain yang tersebar di seluruh Jawa Timur.

Kita sudah dilibas tsunami di Aceh, juga di Pangandaran. Kita sudah digentarkan Merapi, juga dihajar gempa di Yogya-Klaten. Kita sudah digelontori banjir bandang dan longsor mengerikan di Sinjai, tak ketinggalan di Jember. Di Tasik, juga gempa melanda diikuti longsor di Cianjur.

Semua musibah itu benar-benar datang spontan. Sebentar dan sesudahnya kita lupa. Bangsa ini tak ubahnya ”murid Sekolah Luar Biasa (SLB)” yang harus diberi pelajaran agak pelan dan lama, dengan terapi khusus. Bukan dengan tsunami yang datang cepat dan usai segera atau seperti air bah yang segera hilang dalam sekejap.

Maka, lumpur panas disemburkan pelan-pelan melahap kebanggaan-kebanggaan kita, sampai kita tersungkur bersujud. Dunia makin tua. Tanda-tanda ketuaan itu makin nyata. Kiamat makin mendekat. Lalu, mengapa kita masih ragu bertaubat?

Mangga Di Baca Salajengna......